Jumat, 04 Desember 2015

Resign Kerja Bukan Mengundurkan Diri Justru Memajukan Diri





Resign Kerja Bukan Mengundurkan Diri, Justru Memajukan Diri






Gambar wanita membuang kertas kerja - Resign Kerja Bukan Mengundurkan Diri, Justru Memajukan Diri
Gambar wanita membuang kertas kerja – Resign Kerja Bukan Mengundurkan Diri, Justru Memajukan Diri

Katakan Putus! Itulah salah satu nama acara di televisi yang diwarnai aksi pergulatan batin, konflik fisik dan proses pengambilan langkah besar dalam hidup. Drama reality show ini menguras air mata dan memainkan perasaan. Hal itu berlaku pula bagi Anda yang saat ini bekerja pada sebuah perusahaan alias menjadi bawahan orang lain. Masyarakat sering dilanda ketakutan untuk hidup miskin dan tidak bisa membahagiakan orang-orang tersayang. Oleh karena itu, memutuskan berhenti kerja kantoran dan memulai usaha sendiri bukanlah pilihan utama.
Faktor kenyamanan dan keamanan menjadi alasan klasik bagi sebagian besar pekerja mengapa mereka bertahan di kantor yang memiliki visi dan misi yang tidak sepaham dengannya. Mungkin kondisi itu saat ini Anda alami juga. Mungkin saja, saya hanya menduga. Padahal belum jelas kenyamanan lingkungan dan keamanan finansial bisa Anda dapatkan disana. Kalaupun ada yang berdalih ingin mempertahankan dapur keluarga tetap ngebul tiap hari, saya yakin ia bersandar pada kenyamanan semu dan ketakutan memulai berwirausaha.
Resign dari kerja kantoran bukanlah mengundurkan diri dalam langkah kehidupan. Bagi saya hal itu justru berarti memajukan diri. Mengapa saya katakan demikian? Hanya orang yang berani mengambil langkah besar yang bisa mengubah masa depannya. Dengan mengabdikan diri seterusnya kepada orang lain, secara tidak langsung Anda telah menghambat berkembangnya potensi terbesar di dalam diri Anda sendiri. Padahal mungkin saja Anda mampu membangun usaha sendiri dengan kesuksesan yang lebih baik.
Sebelum benar-benar resign dari tempat kerja, siapkan diri Anda secara fisik dan mental untuk perubahan yang tidak terduga. Sangat mungkin Anda akan kehilangan sejumlah fasilitas gratisan yang semula terbiasa Anda pakai dalam aktifitas sehari-hari. Komunikasikan dengan keluarga terkait plus dan minus berwirausaha dibanding bekerja ikut orang lain. Dukungan keluarga berperan penting dalam mensiasati kemungkinan jatuhnya mental akibat kebangkrutan usaha. Ya, apapun bisa terjadi. Termasuk resiko terburuk sekalipun.
Yang pasti, ketika Anda resign dari tempat kerja, segala potensi dan kompetensi diri Anda akan dikerahkan. Inilah saatnya bagi Anda untuk lebih menunjukkan jatidiri dan mengaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Memulai berwirausaha dengan menekuni hobi bukanlah hal yang buruk. Sudah banyak kisah sukses wirausahawan yang berawal dari kecintaan terhadap hobi dan ketekunan mengembangkan potensi diri. Jangan lupakan juga tren bisnis terkini. Berawal dari kejelian melihat peluang pasar bisa menuntun Anda pada kesuksesan usaha.
Resign berarti berusaha dengan kekuatan diri dan menikmati hasil sesuai kerja keras sendiri. Resign juga berarti memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan pengembangan diri, belajar hal-hal baru, melakukan hal-hal yang Anda sukai, berkumpul dengan keluarga, dan sederet aktifitas yang memungkinkan Anda tetap bersemangat dalam berkarya. Resign hanya bisa dilakukan oleh para pemberani yang tidak mau menyerahkan masa depan hidupnya di tangan orang lain. Semoga artikel ini bisa memberi manfaat bagi Anda.
Enjoy blogging, enjoy writing!

8 Kesalahan berwirausaha

Berikut 8 kesalahan wirausahawan pemula:
1. Uang adalah "musuh" Anda. Sehingga, Anda tidak bisa menabung, tapi menghambur2kannya untuk hal2 yang tidak produktif. Keluarkanlah uang untuk hal produktif, misalnya belajar hal baru! 2. Membuka usaha di "pulau terpencil" untuk menekan biaya investasi. Artinya... Anda memilih tempat yang jauh dari traffic market Anda. Sadarkah Anda, bahwa untuk mendatangkan trafic tersebut juga butuh biaya? Dan mungkin akan lebih besar biayanya. Selain biaya promosi, Anda mungkin juga akan kehilangan kesempatan (oportunity cost/lost). Misal: kapasitas tempat jualan Anda mampu menampung 200 orang, tapi karena jaraknya seperti "pulau terpencil" yang tidak mudah dijangkau oleh banyak orang, sehingga yang datang atau bahkan hanya lewat, hanya 20 orang. Investasi pada tempat yang tepat (ramai traffic-nya), walaupun "lebih mahal", yang akan membuat bisnis Anda BOOMING, maka akan nilai investasi tersebut bisa disebut NOL. 3. Menekan biaya gaji, akhirnya Anda hanya membayar "mayat hidup". Yaitu orang2 dengan kompetensi dan komitmen yang rendah, karena alasan bisnis Anda "belum untung". Dan Anda berpikir bahwa Anda bisa "mendidik" orang2 tsb. Pertanyaannya adalah: Anda mau FOKUS untuk mengembangkan bisnis Anda agar CEPAT dan Tetap BOOMING, atau Anda di "bisnis pendidikan"? Selain tidak berkompetensi, ciri2 umum dari "Robot2" bernafas ini setting-an default nya adalah jam kerja 8-17, tidak loyal, dan takut pada Bos, sehingga dia tidak berINOVASI. Anda harus memprogram ulang "Robot2" tersebut, dengan resiko sebelum program ulang ter-install, dia sudah pindah perusahaan/tempat kerja. Hehehe... Pikir ulang yaa... 4. Promosi/iklan adalah pemborosan. Iklan pada MEDIA dan dengan CARA yang TEPAT bisa MELESATKAN bisnis Anda. Dengan hanya beriklan sebesar 30-50 ribu rupiah, tapi omset Anda naik dan menghasilkan profit 500 ribu-1 juta, kenapa tidak? Jika Anda sudah melakukan promosi/beriklan, tapi omset Anda tidak naik juga, maka apa yang akan Anda lakukan? KONSULTASI pada ahlinya, untuk bisa melejitkan bisnis anda. 5. Pecinta barang ANTIK karena sedang SALE (murah). Menurut survey, 90% para "pecinta barang2 antik" ini menghabiskan waktunya untuk memperbaiki barang2 antik tersebut. Bukankah barang antik seharusnya dimasukkan ke dalam bingkai kaca, dan bukan untuk PRODUKSI? Hehe... Ngerti yaa maksudnya? Mungkin kalau bisnis Anda memang pedagang barang antik ya gak masalah. Tapi kalau bisnis Anda adalah Mover/Ekspedisi, BUKAN bengkel truk, lalu Anda disibukkan untuk memperbaiki truk2 antik Anda, maka Anda salah memilih bisnis. Selain waktu dan pikiran, cashflow Anda pun akan ikut tergerus oleh "barang2 antik" tersebut. 6. Menjaga harga Anda tetap "wajar". Banyak pengusaha yang memberikan harga rendah untuk produk dan jasanya, karena tidak mengerti tentang BIAYA. Sehingga dia tidak menyadari kalau harga yang ditetapkan tidak memberikan laba yang cukup untuk membiayai bisnisnya, bahkan kebutuhan hidupnya. Sementara dia juga harus menambah pegawai dan menutupi biaya operasionalnya. Sebagai seorang Entrepreneur, selain laporan Penjualan, sudahkah Anda sudah melek terhadap Laporan Laba/Rugi, Cashflow (Arus Kas), dan Neraca? Dan apa efek yang terjadi atas bisnis Anda? Sebagai contoh, jika laporan Penjualan dan Laba/Rugi Anda bagus, tapi Anda tidak pernah pegang uang, maka Anda harus lihat posisi Piutang dan/atau Modal di Neraca. yang mungkin terjadi adalah: banyak piutang yang belum tertagih dan/atau aset Anda yang meningkat (pembelian aset). Dan masih ada banyak kasus lagi.. Hayooo... Jujuuuuurr... Hehe.. 7. Cinta buta terhadap produk Anda. Cinta buta bisa menimbulkan banyak masalah, kenapa? Karena Anda tidak melihat secara OBYEKTIF apa yang sedang terjadi, dan akan bersikeras bahwa produk atau bisnis Anda tidak ada masalah dan tetap yang "terbaik". Setiap sekian detik manusia lahir, sama halnya dengan bisnis. Jadi Anda juga perlu tengok kanan-kiri, lihat kompetitor2 yang muncul. Lihat produk2 mereka, strategi mereka, lalu tetaplah BERKARYA dalam produk dan KREATIF berstrategi. 8. Belajar dari yang sudah professional dalam marketing itu MAHAL. Mana yang Anda pilih, penghasilan segitu gitu aja atau anda ingin menaikkan penghasilan sebanyak banyaknya. Jadi belajarlah dari yang sudah professional supaya anda tahu arah kemana anda ingin berbisnis.